Kisah-kisah

Indonesia: Proyek Eksplorasi Transformasi Pembakaran Pertanian Masyarakat Pedesaan

Nama saya Lisefah Refi, berusia 41 tahun dan saya seorang petani di desa Paklao Jumai di Provinsi Riau. Dulu, saya biasa membakar jerami padi dan rumput liar untuk membersihkan sawah atas prinsip yang akan meningkatkan kesuburan tanah. Namun, seiring berjalannya waktu, hasil panen saya menurun, hama dan penyakit tanaman menjadi lebih sering muncul, dan saya harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk pupuk dan pestisida.

Pada Desember 2022, saya berpartisipasi dalam Sekolah Lapangan Petani Udara Bersih yang diselenggarakan oleh FIELD. Kelompok perempuan kami melakukan percobaan perbandingan, dan perlahan-lahan kami mengetahui bahwa pembakaran sisa tanaman menghabiskan nutrisi dalam tanah, menyebabkannya menjadi lebih padat dan mengeras. Seluas 0,25 hektar di ladang uji kami, yang memiliki hasil panen adalah 6,8 ton per hektar saat metode pembakaran asli masih digunakan, sedangkan hasil panen mencapai 8 ton per hektar saat metode pembakaran tidak lagi digunakan.

Setelah pelatihan, saya mengadopsi metode tanpa bakar di ladang saya. Tanaman padi saya menjadi lebih kuat dan kerugian akibat hama pun berkurang drastis. Yang hebatnya, tanaman saya bertumbuh subur tapi ladang di sekitarnya diserang penyakit daun kuning.

Saya akan terus menggunakan metode ini dan mendorong lebih banyak petani di sekitar saya untuk mengadopsi metode ini, yang tidak hanya akan meningkatkan hasil panen tetapi juga memperbaiki kualitas udara kita. InsyaAllah! Mari kita bersinergi mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

Scroll to Top