Latar belakang
Pembakaran biomassa merujuk pada pembakaran sisa-sisa ladang setelah panen tanaman, pembakaran gulma di udara terbuka, dan pembakaran lahan hutan untuk membersihkan lahan terlantar. Menurut penelitian Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia sebagai salah satu produsen pertanian utama dunia, sebanyak 32% lahan Indonesia digunakan untuk produksi pertanian (FAO, pada tahun 2018), dan entitas produksi utama meliputi perkebunan besar, pertanian milik negara atau swasta, petani kecil dan jenis lainnya. Pembakaran biomassa pertanian telah menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca di Indonesia, baik pembakaran sisa tanaman maupun pembakaran
perkebunan untuk membuka lahan, yang mengakibatkan tantangan ekologi seperti kerusakan ekosistem, terganggunya keseimbangan tanah, hilangnya nutrisi tanah secara terus-menerus, meningkatnya risiko kebakaran, dan dampak pada kesehatan manusia akibat polusi udara. Di samping itu, Indonesia memiliki separuh lahan gambut tropis dunia. Sebagai “penyerap karbon” yang penting, lahan gambut secara efektif menyimpan karbon dioksida yang diubah dari bahan organik di bawah tanah. Bila pembakaran menyebabkan lahan gambut dikeringkan atau dibakar, gambut akan membusuk dan melepaskan karbon yang tersimpan ke atmosfer, sehingga memperburuk dampak dan pengaruh perubahan iklim.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, Earth Care Foundation telah mendukung mitra lokal Indonesia untuk melaksanakan eksplorasi proyek di berbagai komunitas dengan berbagai cara, dan telah mencapai hasil proyek yang menggembirakan sejak tahun 2020.