Mitra dan Proyek

Vietnam: Proyek Konversi Sumber Daya Limbah Organik di Lapangan

Periode Proyek:

Juni 2021 - Desember 2025

Mitra Kerja Sama:

Serikat Petani Vietnam

Latar belakang

Limbah-limbah pertanian dan makanan merupakan sumber utama karbon hitam (dari pembakaran pertanian) dan emisi metana, namun jika dikelola dengan benar, limbah-limbah ini dapat dikonversikan menjadi sumber daya berharga seperti kompos atau protein serangga. Proyek ini mempromosikan teknologi untuk mengelola limbah-limbah pertanian dan makanan dengan mendukung praktik pengelolaan limbah di Vietnam. Proyek ini memberikan pelatihan teknis kepada masyarakat pedesaan, mengajarkan petani kecil untuk menggunakan larva lalat tentara hitam dan Eisenia fetida (umumnya dikenal sebagai cacing tanah merah) untuk mengubah kotoran dan sisa makanan menjadi protein hewani, teknologi fermentasi untuk mengubah sisa makanan menjadi pakan ternak, dan teknologi pengomposan dan alas tidur ayam untuk mengubah bahan organik menjadi pengondisian tanah.

Ciri-ciri proyek

  • Meggunakan solusi-solusi ini untuk mencegah sampah organik membusuk dan melepaskan metana;
  • Meningkatkan penghidupan petani. Di provinsi Gia Lai, ternak sapi yang ikut dalam uji coba yang memakan pakan fermentasi bertambah berat badan lebih banyak daripada ternak sapi yang memakan pakan komersial. Di provinsi Lam Dong, petani yang berpartisipasi berhasil mengganti 30% pakan komersial dan menghemat VND 5 juta dalam satu bulan.

Hasil proyek

  • Membantu petani meningkatkan kesehatan tanah dan pengelolaan tanaman melalui promosi praktik pertanian berkelanjutan: Proyek ini menetapkan 1.428 plot kontrol pada empat teknologi utama, sehingga jumlah total uji coba menjadi 6.949. Uji coba ini penting untuk meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan, membantu petani meningkatkan kesehatan tanah, mengelola sisa tanaman secara efektif, dan mengurangi ketergantungan pada masukan kimia.
  • Mengurangi biaya pupuk secara signifikan dan meningkatkan efisiensi produksi tanaman melalui teknologi pengolahan jerami: Di provinsi Thanh Hoa, Sekolah Lapangan Petani melatih 330 petani utama untuk menggunakan mikroorganisme guna mempercepat penguraian jerami. Metode ini tidak hanya mempercepat dekomposisi, tetapi juga mengurangi biaya pupuk hingga 25-30%, memberi manfaat bagi 165 lokasi uji coba baru, menyediakan solusi yang hemat biaya dan ramah lingkungan untuk pengelolaan tanaman.
  • Melakukan promosi dan penerapan teknologi pertanian berkelanjutan yang lebih luas melalui berbagi pengetahuan dan pertukaran pembelajaran: Selama periode proyek, 1.674 pemangku kepentingan diorganisir untuk bertukar kunjungan, termasuk petani utama dan pejabat provinsi, untuk mempromosikan pertukaran teknologi pertanian berkelanjutan. Dengan memamerkan praktik terbaik di lokasi demonstrasi, proyek ini mempercepat penyebaran teknologi ini, mendorong petani untuk menerapkan dan meningkatkan pertanian berkelanjutan di komunitas mereka sendiri.
  • Meningkatkan taraf hidup petani secara signifikan dan mengurangkan biaya produksi melalui perluasan teknologi pertanian: Hingga Maret 2024, 19.323 petani telah mengadopsi teknik pengelolaan sisa tanaman berkelanjutan, sementara 8.768 petani telah mulai menggunakan lalat tentara hitam atau cacing tanah merah untuk mengubah kotoran ternak dan unggas menjadi pakan ternak atau vermikompos. Penerapan teknologi ini secara luas telah meningkatkan penghidupan petani, meningkatkan pendapatan mereka, mengurangi biaya pertanian dan pembibitan, dan mengatasi masalah lingkungan yang terkait dengan pengelolaan
    limbah organik.
Scroll to Top